Resume Pertemuan 5 dan 6 Psikologi Belajar

Muh. Mishbahurrizqi (18422037)

Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Assalamualaikum Wr Wb..

Hai kawan-kawan, bagaimana kabarnya nih? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin ... Pada postingan kali ini saya akan mencoba untuk membagikan materi yang saya dapatkan dari mata kuliah Psikologi Belajar yang diajarkan oleh Bapak Burhan Nudin, S.Pd.I., M.Pd.I. Pada kesempatan ini topik yang akan dibahas adalah tentang "Karakteristik dan Ragam Belajar". Pada pertemuan yang ke 5 dan 6 ini kami ditugaskan untuk membuat video animasi yang menjelaskan tentang Karaktertistik dan Ragam Belajar menggunakan salah satu aplikasi pembuat animasi. Akan tetapi saya akan tetap membagikan materi yang saya dapatkan. Oke langsung saja ke pembahasannya yaa...

Karakteristik Belajar

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain menurut Surya (1982), disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah (1) perubahan itu intentional (2) perubahan itu positif dan aktif  (3) perubahan itu efektif dan fungsional.

Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalarnan atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa siswa dan siswi menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan seterusnya. Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan orang lain yang dilakukan oleh guru dan orang-orang di sekitarnya tanpa disengaja dan disadari. Begitu juga beberapa kecakapan tertentu yang ia peroleh dari pengalaman dan praktik sehari-hari, belum tentu ia pelajari dengan sengaja. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa perubahan intensional tersebut bukan "harga mati" yang harus dibayar oleh Anda dan siswa.

Perubahan Positif-Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), karena usaha anak itu sendiri.

Perubahan Efektif-Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna Artinya, perubahan tersebut membawa makna dan manfaat tertentu bagi siswa dan siswi. Perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa dan siswi menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Manifestasi Perilaku Belajar

Dalam memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat titik temu di antara mereka mengenai hal-hal yang prinsip. Akan tetapi, mengenai apa yang dipelajari siswa –siswi dan bagaimana perwujudan atau manifestasinya, agaknya masih tetap merupakan teka-teki yang sering menimbulkan silang pendapat yang cukup tajam di antara para ahli itu. Meskipun demikian, berikut ini akan dikemukakan pendapat sekelompok ahli mengenai perilaku belajar.

Manifestasi perilaku belajar sendiri tampak dalam:

  1. Kebiasaan, seperti siswa-siswi belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar
  2. Keterampilan, seperti menulis dan berolahraga yang sifatnya motorik keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang teliti
  3. Pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara menyeluruh sehingga siswa mampu mencapai pengertian secara benar
  4. Berpikir asosiatif, yakni berpikir dengan mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya yang menggunakan daya ingat
  5. Berpikir rasional dan kritis, yakni mengungkapkan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti "bagaimana" (how) dan "mengapa" (why)
  6. Sikap, yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan
  7. Inhibisi, menghindari hal yang mubazir
  8. Apresiasi, menghargai kekuatan dari karya bermutu
  9. Tingkah laku afektif, yakni tingkah laku bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.


Ragam Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Berikut adalah ragam belajar:

Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan.

Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.

Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana sarana pemecahan masalah. Untuk keperluan ini, guru (khususnya guru mengajar eksakta, seperti matematika dan IPA) sangat dianjurkan menggunakan model dan strategi mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan masalah (Lawson, 1991).

Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis (Reber, 1988).

Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran Tujuannya agar siswa-siswi memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan. kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa-siswi memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa(affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.

Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksprerimen (Reber, 1988). Contoh: kegiatan siswa-siswi dalam bidang studi fisika mengenai "gerak" menurut hukum Newton I. Dalam hal ini siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa setiap benda tetap diam atau bergerak secara beraturan, kecuali kalau ada gaya luar yang mempengaruhinya.

Nah, sekian penjelasan tentang Belajar dan Perilaku Belajar. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat bagi kawan-kawan semua, Aamiin. 

Wassalamualaikum Wr Wb

Komentar